BERITA BOHONG ATAU BENAR YANG PENTING BERITA PERCAYA GA PERCAYA TERSERAH ANDA POKOKNYA BERITA

Selamat Datang Di BBB | Berita Bohong Blogspot. Jangan Lupa Untuk comment Nya Di Blog Saya Yah :D


Jakarta - Jebolnya tanggul danau Gintung, Cirendeu, Jakarta Selatan menyebabkan air meluap ke jalan-jalan. Akibatnya, sejumlah daerah di Jakarta Selatan macet total.

Pantauan detikcom, Jumat (27/3/2009) pukul 08.00 WIB, genangan air semata kaki terdapat di Jl Ciputat Raya. Genangan dari luapan Kali Pesanggrahan ini menyebabkan arus lalu lintas Pasar Jumat menuju Kebayoran Lama macet total. Penumpukan kenadaraan terjadi di depan menara FedEx.

Arus lalu lintas arah Lebak Bulus menuju Cinere dan Lebak Bulus menuju Ciputat juga dilaporkan macet total.
(lrn/ndr)
s

UPDATE: Warga Dekat Tanggul Selamat karena Alarm
Tanggul jebol di Danau Gintung, Cirendeu, Jakarta Selatan memakan korban. Umumnya rumah mereka justru berada jauh dari lokasi Danau.

"Warga yang tinggal di dekat tanggul selamat karena ada alarm peringatan, tanda-tanda mau jebol, jadi mereka segera menyelamatkan diri,' kata Ina, warga Cirendeu saat dihubungi melalui telepon, Jumat (27/3/2009).

Dan malang bagi warga yang berada cukup jauh dari lokasi tanggul. Tidak ada peringatan dini bagi mereka. Akibatnya saat tidur terlelap tiba-tiba, air bah melanda.

"Puluhan rumah masih terendam, dan sekarang warga dievakuasi," jelas Ina, yang juga istri Lurah Cirendeu ini.



UPDATE: Warga Dievakuasi ke Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jakarta - Jebolnya tanggul Situ Gintung, Cirendeu, Jakarta Selatan membuat aparat setempat bergerak cepat. Tim SAR dari Dinas Sosial Pemprov DKI Jakarta dibantu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta sedang mengevakuasi warga.

"Sudah ada Tim SAR dari Dinsos dan dibantu mahasiswa Universitas Muhammadiyah," ujar warga Cirendeu, Ina ketika dihubungi detikcom, Jumat (27/3/2009) pukul 08.05 WIB.

Selain tim SAR dari Dinsos dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah, sudah ada di lokasi pula jajaran Polsek Ciputat. Sejumlah warga pun sudah dievakuasi ke Universitas Muhammadiyah.

"Alhamdullillah, cepat penanganannya. Kita sudah membuka posko, di Universitas Muhammadiyah," tandas istri lurah Cirendeu ini.



UPDATE: Komplek Deplu Terendam 1,5 Meter
Jakarta - Jebolnya tanggul danau Gintung, Cirendeu, Jakarta Selatan membuat kali Pesanggrahan meluap. Akibatnya, komplek Departemen Luar Negeri (Deplu), yang tidak jauh dari kali, terendam sampai ketinggian 1,5 meter.

Pantauan detikcom di lokasi, Jumat (27/3/2009) pukul 08.30 WIB, ratusan rumah di komplek tersebut terendam dari ketinggian 60 cm hingga 1,5 meter.

Banjir yang datang tiba-tiba ini mengakibatkan warga kaget dan tidak sempat mengamankan harta bendanya. Kasur hingga sofa terlihat tergenang. Warga pun terus berusaha menyelamatkan harta benda yang masih tersisa.

Sementera itu, di Jl Bintaro menuju Pondok Pinang atau yang lebih sering disebut Jl Komplek Deplu terendam sekitar 1 meter.


UPDATE: Korban Tewas Jadi 16 Orang, 3 Berhasil Dievakuasi
Jakarta - Korban tewas akibat jebolnya tanggul Situ Gintung, Cireundeu, Tangerang bertambah menjadi 16 orang. 3 Korban sudah berhasil dievakuasi.

Menurut petugas identifikasi Bareskrim Mabes Polri, AKBP Nurhadi, ketiga korban yang berhasil diidentifikasi bernama bernama Jafar Subkhi (17), Adinda Nusipah Aisyah Putri Duma (6), dan Sugiono (25).

"Ketiganya warga kampung Situ Gintung RT 04 RW 08," ujar Nurhadi di lokasi kejadian, Jumat (27/3/2009).

Ketiga korban kini dievakuasi ke Aula kampus STIE Achmad Dahlan. 13 Korban lain belum berhasil dievakuasi.


UPDATE: 4 Mobil Kak Seto Jadi Korban, Terseret Air Bah
Jakarta - Bencana tanggul jebol di Cireundeu, Tangerang, sebelumnya disebut Jakarta Selatan, berimbas pula pada Seto Mulyadi. Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (Komnas PA) ini rumahnya terendam 2,5 meter. 4 Mobil miliknya pun menjadi korban.

"4 Mobil milik kami sampai terseret dari garasi hingga ke taman," kata putri sulung Kak Seto, Minu saat dihubungi melalui telepon, Jumat (27/3/2009).

Kendaraan tersebut yakni Suzuki Swift, Honda Jazz, Kijang Innova, dan Toyota Avanza. "Satu mobil Pregio untuk kelas keliling ikut terendam," tambahnya.

Rumah yang terletak di kawasan Cireundeu Permai ini kini telah terendam air bah. "Ini kejadian luar biasa," jelasnya.


UPDATE 27 maret : Berita dari metro TV korban meninggal bertambah menjadi 34 orang (pukul 11.30 WIB)

UPDATE 27 maret : Berita dari metro TV korban meninggal bertambah menjadi 50an orang (pukul 12.45 WIB)

UPDATE 28 maret : Berita dari RCTI ditemukan lagi 18 korban meninggal, korban tewas menjadi 76 jiwa (pukul 12.05 WIB)


SUMBER
detik..com

Foto² Kejadian





































Baca Selengkapnya ...>>>



YOGYAKARTA, SELASA — Para praktisi ilmu kebumian menegaskan bahwa penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai Parangtritis, Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus balik itu tidak hanya kuat, tetapi juga mematikan.

Kepala Laboratorium Geospasial Parangtritis I Nyoman Sukmantalya mengatakan, sampai sekarang informasi mengenai rip current amat minim. Akibatnya, masyarakat masih sering mengaitkan peristiwa hilangnya korban di pantai selatan DI Yogyakarta dengan hal-hal yang berbau mistis. Padahal, ada penjelasan ilmiah di balik musibah tersebut.

Arus balik merupakan aliran air gelombang datang yang membentur pantai dan kembali lagi ke laut. Arus itu bisa menjadi amat kuat karena biasanya merupakan akumulasi dari pertemuan dua atau lebih gelombang datang.

"Bisa dibayangkan kekuatan seret arus balik beberapa kali lebih kuat dari terpaan ombak datang. Wisatawan yang tidak waspada dapat dengan mudah hanyut," demikian papar Nyoman, Selasa (3/2) di Yogyakarta.

Celakanya, arus balik terjadi begitu cepat, bahkan dalam hitungan detik. Arus itu juga bukan hanya berlangsung di satu tempat, melainkan berganti-ganti lokasi sesuai dengan arah datangnya gelombang yang juga menyesuaikan dengan arah embusan angin dari laut menuju darat.

Nyoman melanjutkan, korban mudah terseret arus balik karena berada terlalu jauh dari bibir pantai. Ketika korban diterjang arus balik, posisinya akan mudah labil karena kakinya tidak memijak pantai dengan kuat.

"Karena terseret tiba-tiba dan tidak bisa berpegangan pada apa pun, korban menjadi mudah panik, dan tenggelam karena kelelahan," lanjutnya.

Terpisah, Staf Ahli Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada, Djati Mardianto, melanjutkan, apabila korban tetap tenang saat terseret arus, besar kemungkinan baginya untuk kembali ke permukaan. "Karena arus berputar di dasar laut sehingga materi di bawah bisa naik lagi," ujar Djati.

Setelah mengapung, korban bisa berenang ke tepi laut, atau membiarkan diri terempas ke pantai oleh gelombang datang lain. Setidak-tidaknya, korban memiliki kesempatan untuk melambaikan tangan atau berteriak minta tolong.

Bagaimana dengan korban hilang? Djati mengatakan, hal itu dapat terjadi apabila korban terlalu kuat melawan arus saat berada di dalam air sehingga urung mengapung. Sebaliknya, korban akan semakin jauh terseret arus bawah laut dan bisa tersangkut karang atau masuk ke dalam patahan yang berjarak sekitar satu kilometer dari bibir pantai. Di dasar patahan yang kedalamannya mencapai ratusan meter itu, korban akan semakin sulit bergerak karena ia bercampur dengan aneka materi padat yang terkandung dalam arus.

Korban akan diperlakukan sama seperti material, yakni diendapkan. Korban baru bisa kembali terangkat ke permukaan jika ada arus lain yang mengangkat sedimen dari dasar laut. Namun, ia mengatakan, biasanya hal itu butuh waktu lama.

Meski sulit, diperkirakan kedatangannya, arus balik sebenarnya bisa dikenali. Menurut Nyoman, permukaan arus balik terlihat lebih tenang daripada gelombang datang yang berbuih. Selain itu, arus balik biasa terjadi di ujung-ujung cekungan pantai dan warnanya keruh karena membawa banyak materi padat dari pantai.

Masalahnya, banyak wisatawan justru senang bermain di pantai yang tenang karena dianggap lebih aman. "Padahal, lokasi tersebut amat berbahaya," kata Nyoman.

Sejauh ini, cara terbaik untuk mengurangi risiko bencana terseret arus di pantai adalah dengan tidak bersikap nekat berenang ke tengah laut. Pengunjung harus benar-benar mematuhi rambu larangan berenang yang dipasang tim search and rescue (SAR) di sepanjang pantai.

Selain itu, kondisi cuaca juga harus dipertimbangkan. Gelombang laut akan membesar di musim penghujan karena terpengaruh angin barat. Berenang di laut pada malam hari pun sebisa mungkin dihindari karena arus balik akan menguat akibat terpengaruh pasang.

Menurut kedua pakar geomorfologi pesisir itu, tidak ada pantai di DIY yang aman. Semua memiliki potensi arus balik yang kuat. Bahkan, di sejumlah pantai di Gunung Kidul, arus balik kian diperkuat oleh buangan air sungai bawah tanah.

Pemerintah daerah juga bisa mempelajari pola-pola arus balik dengan melakukan pengamatan rutin sepanjang tahun menggunakan citra satelit beresolusi tinggi, seperti citra Quickbird dan IKONOS. Kedua satelit itu bisa merekam dengan jelas benda yang berukuran kecil hingga ukuran satu meter.

"Sejauh ini, penelitian ke arah sana baru sebatas pada skripsi mahasiswa. Belum ada penelitian yang mendalam dan menghasilkan rekomendasi kebijakan," papar Djati.

Pemerintah daerah pun sebaiknya memberikan pemahaman yang benar mengenai penyebab bencana laut kepada warga di sekitar pantai. Informasi tersebut dapat diteruskan kepada wisatawan guna meningkatkan kewaspadaan mereka.

Bagi pengunjung, informasi berupa papan larangan berenang dan imbauan petugas dianggap jelas belum cukup. Kenapa tak dibagikan leaflet kecil begitu pengunjung mau masuk pantai.. Leaflet itu berisi penjelasan singkat, harus bagaimana dan di mana jika ingin mencebur ke laut.

Nyoman mengatakan, ketinggian air sepaha orang dewasa sudah cukup bagi arus balik untuk menyeret orang ke tengah laut. Paling aman, usahakan air hanya sampai ketinggian mata kaki.

Gambar:

Kita mungkin dapat melihat suatu arus balik dari suatu tempat yang lebih tinggi di pantai, atau dapat juga bertanya dengan penjaga pantai yang bertugas atau dengan penduduk setempat yang tahu di lokasi mana terdapat rip current. Berdasarkan pengamatan, sifat-sifat Rip Current dapat diketahui dengan :

1. Melihat adanya perbedaan tinggi gelombang antara kiri-kanan dan antaranya. Tinggi gelombang pada bagian kiri dan kanan lebih besar dari antaranya.

2. Meletakkan benda yang dapat terapung. Bila benda tersebut terseret menuju off shore maka pada tempat tersebut terdapat Rip Current.

3. Melihat kekeruhan air yang terjadi, dimana air pada daerah surf zone tercampur dengan air dari darat. Bila terlihat air yang keruh menuju off shore, maka tempat tersebut terdapat Rip Current. Kejadian ini dapat dilihat dengan jelas dari tempat yang lebih tinggi




Tips/Cara/Usaha yang harus dilakukan bila terseret rip current, adalah sebagai berikut:



1. Jika terperangkap dalam arus seret ke tengah laut, jangan mencoba untuk berenang melawan arus (ke tepi pantai),

2. tenanglah untuk sementara mengikuti arus. Secepat arus seret berada di luar penghalang, atau kecepatan arus melambat dan kita merasa sedikit bebas dari pergerakan air yang cepat,

3. berenanglah ke area di sebelah kiri/kanan kita dan baru kemudian berenang kembali ke arah pantai (atau mengikuti gelombang menuju pantai). Tentu saja kita harus tetap menjaga untuk tetap berada di luar arus seret tersebut.

Baca Selengkapnya ...>>>

-

Followers

Blog With Me

News & Media Blogs - BlogCatalog Blog Directory DigNow.org

Clock

Latest Comment